Selasa, 19 Maret 2013

SPSS - Analisis Crosstab (Tabel Silang)

Analisis Crosstab (Tabel Silang)
Sebagaimana pernah dibahas di kelas bahwa salah satu analisis data kualitatif yang berskala nominal (kategori) adalah dengan Crosstab.

Analisis Crosstab untuk Uji Ketergantungan (Test of Independence)

Contoh Kasusnya:
Manajer perusahaan yang memproduksi kopi susu dalam kemasan sachet merek deCaFe ingin mengetahui bagaimana sikap konsumen terhadap produk perusahaan, serta bagaimana profil mereka.
Untuk itu 25 orang konsumen yang pernah mencicipi produk deCaFe diminta mengisi identitas dan sikap mereka terhadap produk deCaFe.

Berikut ini hasilnya:

No
Pekerjaan
Pendidikan
Gender
1
Karyawan
Akademi
Pria
2
Petani
Sarjana
Pria
3
wiraswasta
Sma
Wanita
4
Petani
Sma
Wanita
5
wiraswasta
Akademi
Wanita
6
Karyawan
Sarjana
Pria
7
wiraswasta
Sma
Wanita
8
wiraswasta
Sma
Pria
9
Petani
Akademi
Wanita
10
Petani
Akademi
Wanita
11
Karyawan
Sarjana
Pria
12
Karyawan
Sarjana
Pria
13
Petani
Sma
Wanita
14
wiraswasta
Sarjana
Pria
15
wiraswasta
Akademi
Wanita
16
Karyawan
Sarjana
Pria
17
Petani
Sma
Wanita
18
Karyawan
Akademi
Pria
19
Karyawan
Sma
Wanita
20
Petani
Akademi
Pria
21
wiraswasta
Sarjana
Wanita
22
Petani
Sarjana
Wanita
23
Petani
Sarjana
Pria
24
Karyawan
Sma
Pria
25
Karyawan
Sma
Pria


Baris pertama, menunjukkan konsumen pertama mempunyai pekerjaan karyawan dan ia seorang pria yang berpendidikan akademi. Demikian seterusnya.
Dalam SPSS otomatis no urut konsumen sudah ada, sehingga ada 3 variabel saja.

Langkah penyelesaian:
  • Buka lembar kerja baru
  • Masukkan data seperti ketika Anda memasukan data Deskriptif1.sav. Jangan lupa definsikan variabelnya. Karena semuanya data kategori pilih Decimalsnya = 0.
  • Untuk variabel pekerjaan, tipenya numerik, dimana: 1 = karyawan, 2= wiraswasta dan 3= petani.
  • Untuk variabel pendidikan, tipenya numerik dengan; 1 = Sma, 2= akademi, dan 3=sarjana
  • Variabel gender seperti sebelumnya, 1=Pria dan 2 = Wanita.
  • Setelah data diketikan lalu simpan data tersebut dengan nama file Crosstab1.sav pada drive D, dari baris menu, pilih menu Analyze, lalu pilih submenu Descriptive Statistics, lalu pilih lagi sumenu Crosstab. Lalu akan tampil gambar berikut ini.


 













  • Row(s) atau variabel yang akan ditempatkan pada baris (row) –untuk keseragaman, kita pilih Gender
  • Column(s) atau variabel yang akan ditempatkan pada Kolom) –untuk keseragaman, kita pilih Pekerjaan
  • Klik pilihan Statistics…, akan tampak dilayar gambar berikut.







 













  • Karena kita akan melihat hubungan antara dua variabel, untuk keseragaman pilih Chi-Square. Pilihan yang lainnya akan digunakan pada kasus yang relevan di bagian lain. Lalu Klik Continue
  • Kemudian Klik pilihan Cells…, akan tampak di layar


 











  • Pilihan Count untuk menampilkan hitungan Chi-square, apakah perlu disertakan nilai Expected (nilai yang diharapkan) selain nilai observed. Untuk keseragaman klik hanya Observed
  • Pilihan Percentage untuk menampilkan perhitungan angka pada baris dan kolom dalam persen. Untuk kasus ini biarkan saja kolom tersebut (tidak ada yang dipilih). Lalu klik Continue,
  • Klik pilihan Format…, akan tampak editor berikut


 






  • Row Order atau penempatan nama variabel dalam baris, apakah naik atau turun. Pilih Ascending. Klik Continue.
  • Pilihan Displayclustered bar charts dan Suppers tables biarkan kosong.

  • Perhatikan variabel Pendidikan tidak dimasukkan, karena dalam proses ini kita hanya memasukkan dua saja, tidak mesti semua, nanti kita akan gunakan variabel pendidikan pada kasus yang lain.
  • Klik OK, maka akan tampak output berikut.

Output Crosstab

                                                                      Case Processing Summary

 
 

Cases
Valid
Missing
Total
N
Percent
N
Percent
N
Percent
gender * Pekerjaan
25
100.0%
0
.0%
25
100.0%


Analisis Output Bagian Pertama (Case Processing Summary)
Ada 25 data yang semuanya diproses (tidak ada data missing), sehingga tingkat validitasnya 100%.



                                                                                gender * kerja Crosstabulation

Count
 

 

kerja
Total
1
2
3
gender
1
8
2
3
13
2
1
5
6
12
Total
9
7
9
25

Analisis Output Bagian Kedua  (Crosstab antara Gender dengan Pekerjaan)
Terlihat tabel silang yang memuat hubungan diantara kedua variabel. Misalnya, pada baris-1 kolom-1, terdapat angka 8. Hal ini berarti ada 8 orang pria (variabel gender) yang mempunyai pekerjaan karyawan (varaibel Pekerjaan). Demikian pula untuk data yanag lainnya.
                                                               


                                                                                Chi-Square Tests


Value
df
Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square
7.702(a)
2
.021
Likelihood Ratio
8.505
2
.014
Linear-by-Linear Association
5.342
1
.021
N of Valid Cases
25


a  6 cells (100.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.36.

Analisis Output bagian Ketiga (Uji Chi-square)
Uji Chi-square untuk mengamati ada tidaknya hubungan antara dua variabel (baris dan kolom). Di dalam SPSS, selain alat uji Chi-Square juga dilengkapi dengan beberapa alat uji yang sama tujuannya.

Hipotesis
Hipotesis untuk kasus ini:

Ho: Tidak ada hubungan antara baris dan kolom, atau antara pekerjaan konsumen dengan gender konsumen tersebut.

Hi : Ada hubungan antara baris dan kolom, atau antara pekerjaan konsumen dengan gender konsumen tersebut

Pengambilan Keputusan
Dasar pengambilan keputusan, yaitu: Berdasarkan perbandingan Chi-Quare Uji dan angka dari Tabel
·         Jika Chi-square Hitung < Chi-square Tabel, Maka Ho diterima
·         Jika Chi-square Hitung > Chi-square Tabel, Maka Ho ditolak

Chi-square Hitung dapat dilihat pada output bagian ketiga yaitu 7.702. Sedangkan Chi-square Tabel, dapat dilihat pada Tabel Uji-Statistik untuk Chi-square. Dalam hal ini untuk tingkat signifikansi (a) = 5% dan derajat kebebasan (dF) = 2 adalah 5,9915.
Karena Chi-square Hitung (7.702) > Chi-square Tabel (5,9915), Maka Ho ditolak Dengan demikian dipsimpulkan bahwa ada hubungan antara baris dan kolom, atau antara pekerjaan konsumen dengan gender konsumen tersebut.

Kita juga bisa menguji hipotesis dengan membandingkan nilai Probabilitas yang nilainya dapat dilihat pada bagian Asymp. Sig. (2-sided), yang dalam kasus ini sebesar 0.021. Jika nilai Probabilitas > 0,05 maka Ho diterima. Tetapi bila nilai Probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak.
Dalam kasus ini 0.021 < 0,05 artinya Ho ditolak, atau ada hubungan antara baris dan kolom, atau antara pekerjaan konsumen dengan gender konsumen tersebut.

Dari kedua analisis tersebut bisa diambil kesimpulan yang sama, yaitu Ho ditolak atau ada hubungan antara pekerjaan seorang konsumen dengan gender konsumen tersebut. Dengan kiata lain dapat saja dikatakan bahwa kebanyakan pria berprofesi karyawan sedangkan kebanyakan wanita tidak banyak yang berprofesi karyawan, mungkin banyaknya wiraswasta.

Pada kasus dimana, Ho ditolak atau disimpulkan bahwa ada hubungan antara pekerjaan seorang konsumen dengan gender konsumen tersebut, maka dapat ditanyakan pula seberapa besar atau seberapa kuat hubungan tersebut ? Hal ini akan kita bahas pada contoh lain.

Sekarang, tugas Anda adalah berlatih untuk mencari hubungan antara variabel Pekerjaan dengan Tingkat Pendidikan, Jika sudah memasukkan datanya dalam program SPSS simpan pada drive D dengan nama Crosstab2.sav dan outputnya dengan Crosstab2out. Buatlah analisis Anda dalam file word lalu simpan pula pada drive D.


Menguji Keeratan Hubungan Dua Variabel Berskala Nominal
Jika tadi kita contohkan bahwa berdasarkan analisis Crosstab ditemukan terdapat hubungan antara dua variabel berskala nominal, yaitu antara gender dengan pekerjaan. Sekarang kita akan cari tahu seberapa besar keeratan hubungan tersebut.

SPSS menyediakan dua cara untuk mengukur hubungan tersebut, yaitu:
1.      Symetric Measures, yaitu hubungan yang setara dan berdasarkan perhitungan Chi-square
2.      Directional Measures, yaitu hubungan yang tidak setara dan berdasarkan pada proportional Reduction In Error (PRE)

Kedua cara perhitungan di atas dapat digunakan pada kasus hubungan antara Pekerjaan dengan Gender.

Langkah-langkahnya:
1.      Buka lagi lembar kerja Crosstab1.sav
2.      Darri baris menu, pilih menu Analyze, lalu pilih submenu Descriptive Statistics, lalu pilih lagi sumenu Crosstab. Lalu akan tampil gambar seperti sebelumnya.
a.       Pada menu Row(s) atau variabel yang akan ditempatkan pada baris (row) –untuk keseragaman, kita pilih Gender
b.      Column(s) atau variabel yang akan ditempatkan pada Kolom) –untuk keseragaman, kita pilih Pekerjaan

3.      Klik pilihan Statistics…, akan tampak dilayar gambar berikut.
Karena sudah tahu bahwa antara kedua variabel tersebut terdapat hubungan, maka sekarang tidak perlu lagi Chi-square, oleh karena itu sekarang Chi-square-nya jangan dicentak (tidak diklik). Kalau diklik, hasilnya akan seperti terdahulu.

4.      Klik pilihan Correlations untuk mengetahui koefisien korelasi kedua variabel dengan cara Symetric Measures.
5.      Pada kolol Nominal (yang berarti khusus untuk data yang berskala Nomonal), klik semua pilihan yaitu Contingency Coefficient, Phi and Cramer’s V, lambda dan Uncertainty coefficient. Pilihaan ini untuk mengetahui koefisien  korelasi dengan cara Directional Measures. Lalu klik Continue. Kemudian Klik pilihan Cells…, akan tampak di layar gambar sebelah kanan.






 












6.      Untuk pilihan Count, ntuk keseragaman klik hanya Observed

7.      Pilihan Percentage untuk kasus ini biarkan saja kolom tersebut (tidak ada yang dipilih). Demikian pula kolom Residuals biarkan kosong. Lalu klik Continue.

8.      Klik pilihan Format. Row Order atau penempatan nama variabel dalam baris, apakah naik atau turun. Pilih Ascending. Klik Continue.

9.      Pilihan Displayclustered bar charts dan Suppers tables biarkan kosong.

10.  Selanjutnya Tekan OK untuk mendapatkan outputnya.










Output bagian Pertama

                                                                 Case Processing Summary

 
 

Cases
Valid
Missing
Total
N
Percent
N
Percent
N
Percent
gender * kerja
25
100.0%
0
.0%
25
100.0%

Ada 25 data yang semuanya diproses (tidak ada data missing), sehingga tingkat validitasnya 100%.


Output bagian Kedua
                                                                    
gender * kerja Crosstabulation

Count
 

 

kerja
Total
1
2
3
gender
1
8
2
3
13
2
1
5
6
12
Total
9
7
9
25


Tabel yang menggambarkan hubungan antara variabel, misalnya pada baris-2 kolom-1 ada angka 1, artinya ada 1 orang konsumen wanita bekerka sebagai karyawan.

Output bagian Ketiga (Symmetric Measures)

                                                                            Symmetric Measures

 
 

Value
Asymp. Std. Error(a)
Approx. T(b)
Approx. Sig.
Nominal by Nominal
Phi
.555


.021
Cramer's V
.555


.021
Contingency Coefficient
.485


.021
Interval by Interval
Pearson's R
.472
.167
2.566
.017(c)
Ordinal by Ordinal
Spearman Correlation
.472
.173
2.566
.017(c)
N of Valid Cases
25



a  Not assuming the null hypothesis.
b  Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c  Based on normal approximation.
Disi

Di sini hanya diperhatikan besar korelasi antara Nominal-Nominal. Hal ini karena kedua variabel berskala nominal, karena itu besaran Pearson dan Spearman tidak relevan untuk dibahas.
Ada 3 besaran untuk menghitung korelasi antara variabel pekerjaan dengan gender, dan ketiganya mempunyai angka signifikan atau nilai Probabilitas 0,021. Karena  nilai Probabilitas di bawah 5%, maka bisa dikatakan ada hubungan antara kedua variabel tersebut (seperti telah terbukti sebelumnya).
Besaran korelasi (Phi dan Cramer) menghasilkan angka sama yaitu 0,555. Sedangkan koefisien kontingensi menghasilkan angka 0,485 (lebih kecil). Dari ketiga besaran itu bisa disimpulkan adanya hubungan yang cukup erat antara (disebut erat jika mendekati angka 1 dan tidak ada hubungan bila mendekati angka 0) antara variabel pekerjaan dengan variabel jender.

Output bagian Keempat (Directional Measures)

Disini juga ada 3 ukuran untuk mengukur hubungan antara kedua variabel tersebut. Namun di sini ada pembedaan, yaitu satu variabel sebagai dependen sedangkan yang lainnya sebagai variabel independen.

Untuk lebih jelasnya lihat besaran pada korelasi lambda.
·         Symmetric atau kedua variabel setara (bebas), maka besar korelasinya adalah 0,393 atau cukup lemah (kurang dari 0,50). Angka signifikansinya adalah 0,045 atau di bawah 0,05 yang berarti kedua variabel memang berhubungan secara nyata.
·         Jika ada perkataan Dependent, dipakai pedoman (berlaku untuk ketiga alat uji) berikut:
o   Jika angka korelasi 0, maka pengetahuan akan variabel independen tidak menolong dalam usaha memprediksi variabel dependen
o   Jika angka korelasi = 1, maka pengetahuan akan variabel independen menolong dalam usaha memprediksi variabel dependen
·         Contoh analisis pada Lambda
o   Gender Konsumen Dependen atau Gender sebagai variabel dependen (tergantung), dimana Pekerjaan adalah variabel independennya. Karena angka signifikansi 0,116 lebih besar daripada 0,05 (5%), maka variabel Independen/bebas yaitu Pekerjaan tidak dapat memprediksi variabel dependen yaitu Gender.
o   Pekerjaan Konsumen Dependen atau Pekerjaan sebagai variabel dependen (tergantung), dimana gender adalah variabel independennya. Karena angka signifikansi 0,041 lebih besar daripada 0,05 (5%), maka variabel Independen/bebas yaitu Pekerjaan dapat memprediksi variabel dependen yaitu Gender. Tetapi Angka Korelasi lambdanya 0,313 < 0,50 ini artinya korelasinya lemah. Bisa dikatakan bahwa  pengetahuan akan gender seorang konsumen  tidak begitu menolong dalam mupaya memprediksi pekerjaan konsumen tersebut. Atau pekerjaan konseumen sebagai karyawan atau petani atau wiraswasta tidak bisa diperkirakan begitu saja karena ia seoraang pria atau wanita.

·         Analisis pada Korelasi Goodman dan Kruskal Tau
Dari angka signifikansi keduanya adalah signifikan (berbeda dengan Lambda), namun besar korelasinya juga tidak kuat. Atau variabel gender tidak bisa memprediksi secara kuat variabel Pekerjaan seorang konsumen, demikian pula sebaliknya.

·         Analisis pada Korelasi Uncertainty Coefficient
Dari angka signifikansi ketiganya adalah signifikan, namun besar korelasinya juga tidak kuat. Atau variabel gender tidak bisa memprediksi secara kuat variabel Pekerjaan seorang konsumen, demikian pula sebaliknya.

·         Analisis pada Korelasi Asymptotic Standard Error
Di sini syaratnya harus didapatkan korelasi yang signifikan. Sebagai contoh angka korelasi lambda sebesarr 0,313 yang signifikan, didapat standar error 0,137.
Pada tingkat kepercayaan 95% atau ada dua standar deviasi, maka rentang korelasi adalah: 0,313 ± (2 x 0,137) atau antara 0,039 sampai 0,587








               

       

wsetiabudi.2010.Modul2.19 maret 2013